Islamisasi Psikologi

  • Ahmad Abdul Khozim IAI Bunga Bangsa Cirebon

Abstract

The birth of a theory / science cannot be separated from what is called philosophy. Because in the realm of efistemology, philosophy is a person's frame of mind (read: scientists) in producing theories / science itself. Thus, the birth of a theory developed in a scientific discipline - its ontology, efistemology and axiology - is strongly influenced by the flow of philosophy itself. The philosophy of positivity which relies more on scientific aspects (logic, empiric and rational) and sees humans as only as a material being, of course it will give birth to a different view of humans compared to the theory developed on top of Islamic philosophy. The birth of this distinction is due to a different perspective on humans themselves as a formal object of psychological study. The development of Western psychology (which is built on scientific and secular-materialist foundations) has indeed given meaning to the development of the world of Islamic education, especially for analyzing educational problems related to human psychological aspects. However, the presence of Western psychology is not something that must be fully accepted without analyzing and filtering, but it needs to be reviewed, especially in its efistemology, so that the theories that are born from western psychology are truly relevant to the Islamic perspective.


Abstrak


Lahirnya sebuah teori/ keilmuan tidak bisa dipisahkan dari apa yang disebut dengan filsafat. Sebab dalam ranah efistemologi, filsafat merupakan kerangka berpikir seseorang (dibaca:ilmuan) dalam memproduksi teori-teori/ keilmuan itu sendiri. Dengan demikian, kelahiran sebuah teori yang dikembangkan dalam suatu disiplin ilmu – ontologinya, efistemologinya dan axiologinya-,sangat dipengaruhi oleh aliran Filsafat itu sendiri.Filsafat positifisme yang lebih menyandarkan pemikirannya pada aspek-aspek ilmiah (logika, empiric dan rasional) serta melihat manusia hanya sebagai makhluk material,  tentu akan melahirkan pandangan yang berbeda terhadap manusia dibanding dengan teori dikembangkan di atas filsafat islam. Lahirnya distingsi ini karena cara pandang yang berbeda terhadap manusia itu sendiri sebagai objek formal kajian psikologi. Perkembangan psikologi Barat (yang dibangun di atas landasan ilmiah dan materialis-sekuler), memang telah memberikan arti terhadap perkembangan dunia pendidikan islam, terutama untuk menganalisis persoalan-persoalan pendidikan yang terkait dengan aspek psikologis manusia. Namun demikian, kehadiran psikologi Barat tersebut, bukanlah sesuatu yang mesti diterima sepenuhnya tanpa menganalisis dan memfilter.melainkan perlu di telaah kembali terutama dalam aspek efistemologinya, supaya toeri-teori yang dilahirkan dari psikologi barat betul-betul relevan dengan perspektif islam.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abbas, H. Zainal Arifin. 1966. Ilmu Tasawuf. Medan: Fa. Madju.
Aceh, Abu Bakar. 1994. Pengantar Ilmu Tarekat. Solo: Ramadan
Afifi, A.E. 1995. Filsafat Mistis Ibn ‘Arabi. alih bahasa. Sjahrir Mawi dan Nandi Mawan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Ali, Yunasril. 1997. Manusia Citra Ilahi. Jakarta: Paramadina.
al-Kalabadzi, Abû Bakar Muhammad. 1980. at-Ta’aruf li Mazhab Ahl al- Tasawuf. Kairo: Maktabah al-Kulliyah al-Azhariyah.
al-Qusyairi, Abû al-Qâsim, al-Risâlah al-Qusyairiyah, tahqiq Abd al-Halîm Mahmud dan Muhammad al-Syârif, Kairo: Dar el-Kutub al-Hadîtsah , tt., juz 2
Badawi, Abd. Al-Rahmân al-, Târikh al-Tasawuf al-Islâmî Min al-Bidâyat Hattâ Nihâyat al-Sâni, Kuwait: Wakalah al-Mathbu’ah, 1975
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami, Yogyakarta: Putaka Pelajar, 2004
Bayrakli, Bayraktar, Eksistensi Manusia,terj, Suharsono, Jakarta: Perenial Press, 2000
Bukhari, Muhammad Ibn Ismail al-, Shahih al-Bukhari,t.kt.: Dar al-Mathabi’ al-Sya’bi, t.th.
Chittick, William C. 1994. Imaginal Worlds Ibn ‘Arabi and The Problem of Religious Diversity t, tk: University of New York Press.
-------, William C. 2001. Islam Intelektual, terj tim perenial, Jakarta: Perenial Press.
-------,William C. 2001. The Sufi Path Of Knowledge Tuhan Sejati dan Tuhan-Tuhan Palsu, terj, Achmad Nidjam dkk, Yogyakarta: Qalam.
-------, William C. 1989. The Sufi Path of Knowledge, New York: StateUniversity of New York Press.
Corbin, Henry. 1997. Alone With The Alone, Creative Imagination in the Sufism of Ibn ‘Arabi, New Jersey: Mythos.
-------, Henry. 2002. Imajinasi Kreatif Sufisme Ibn ‘Arabi, terj Moh Khozin dan Suhadi, Yogyakarta: LKIS.
Ghazâlî, Abu Hamid Ibn Muhammad Ibn Ahmad al-. 1316 H. Al-Munqidz min al-Dalâl, Kairo: tp.,
-------, Abu Hamid Ibn Muhammad Ibn Ahmad al-. 1334 H. Ihyâ ‘Ulum al-Dîn, pendahuluan, Kairo: Mustafa al-Halabî, , vol. 3.
Hadijaja, Tarjan. 1952. Kepustakaan JawaJakarta: Jambatan.
Hadiwijono, Harun, Konsepsi Tentang Manusia Dalam Kebatinan Jawa, t,kt: Sinar Harapan, t,th
Hadiwijono, Harun, Konsepsi Tentang Manusia Dalam Kebatinan Jawa, t,kt.: Sinar Harapan, t,tt.
Hamidulllah, Moh. 1970. Introduction to Islam, USA, Indian,
HAMKA. 1971. Perkembangan Kebatinan di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang.
Ibn al-‘Arabi. 1980. al-Futuhât al-Makkiyyah, 4 vol Beirut: Dâr al-Kitab al-‘Arabî.
------- 1980. Fusus al-Hikam, ed. oleh Abû al-‘Alâ Afîfî, Beirut: Dar al-Kitab al-‘Arabi.
-------, 2001. Misteri Kun “Syajaratul Kaun” ,Surabaya: Risalah Gusti
Ibn Isma’il, Abi Abdillah Muhammad, Matan Shahih Bukhari, juz 4 Tuhan, tk, Dâr al-Nîl, Tuhan, th
Izutsu, Toshihiko. 2003. Relasi Tuhan dan Manusia, Yogyakarta: Tiara Wacana.
Jauzi, Ibnu al-, Talbîs Iblîs, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, tt.
Kalabazî, Muhammad Ibn Ibrahim al-. 1978. The doctrin of the Sufi, Terjemahan oleh A.J. Arbery dari al-Ta’aruf Li Mazhab Ahl al-Tasawuf, London: Cambriddge University Press.
M.M. Mujieeb, The Indian Muslim, dalam “Sufis and Sufism”, London: George Allen & Unwien Ltd., tt. Chapter VI-XIV
Massignon, Luis. 1961. Tasawuf dalam Shorter Encyklopedia of Islam,Leiden: e.j. Brill.
Nasr, Seyyed Hossein. 1966. Ideals and Realities of Islam, London: George Allen & Unwind Ltd.
Nasution, Harun. 1999. Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang
Noer, Kautsar Azhari. 1995. Wadat al-Wujud dalam Perdebatan, Jakarta: Paramadina.
Prabowo, Dhanu Priyo. 2003. Pengaruh Islam Dalam Karya-Karya R.Ng. Ranggawarsita,Yogyakarta: Narasi.
Praja, Kamil Karta. 1981. Aliran Kepercayaan/ Kebatinan di Indonesia, Jakarta: Ridha Tarigan.
Purwadi. 2003. Tasawuf Jawa Yogyakarta: Narasi.
Rasjidi, H.M. 1967. Islam dan Kebatinan Jakarta: Bulan Bintang.
Raziq, Abdul, Ma’Al-‘Arabi al-Ghazalî fî Munqizh min al-Dalâl, Kairo: Dar el-Kaumiyyah, tt.
Romdon. 1996. Ajaran Ontologi Aliran Kebatinan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Simuh. 1987. dalam Warisan Intelektual Islam Indonesia: Telaah Atas Karya-karya Klasik, penyunting, Ahmad Rifai Hasan, Bandung: Mizan
Simuh. 1988. Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi Ranggawarsita, Jakarta UI-Press.
Soesilo. 2000. Sekilas Tentang Ajaran Kejawen sebagai pedoman Hidup,Surabaya: Medayu Agung.
Suhrawardî, Abu Hafs ‘Umar al-. 1939. ‘Awarif al-Ma’ârif, dalam al-Ghazali, Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn, Kairo: Mutsafa al-Babi al-Halabi.
Syihab, Alwi. 2002. Islam Sufistik, Bandung: Mizan.
Taftazanî, Abu al-Wafa al-Ghanimi al. 1985. Sufi dari Zaman ke Zaman. Bandung: Penerbit Pustaka
-------, Abu al-wafa al-Ghanimi at-. 1997. Sufi dari Zaman ke Zaman, terj. Ahmad Rofi’ Utsmani, Bandung: Pustaka.
Trimingham, J.S. 1971. The Sufi Orders in Islam, London: OxfordUniversity Press.
Tûsî, Abû Nasr, al-Sarraj al-. 1960. al-Luma’, disunting oleh Abdul Halîm Mahmud dan Thâha Surûr, Kairo: tp.
Zahri, Mustafa. 1984. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: Bina Ilmu.
Published
2021-05-08
How to Cite
KHOZIM, Ahmad Abdul. Islamisasi Psikologi. Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam, [S.l.], v. 5, n. 1, p. 77-97, may 2021. ISSN 2503-0973. Available at: <https://jurnal.uibbc.ac.id/index.php/misykah/article/view/372>. Date accessed: 07 jan. 2025.