Hadits dalam presfektif Ormas Persis

  • Hajjin Mabrur IAI Bunga Bangsa Cirebon

Abstract

The emergence of reform as an impact of modernism with the slogan "return to the Koran and the Sunnah" marks the emergence of considerable attention to hadith, which is marked by the existence of hadith books that are used as curriculum teaching materials in surau, madrasah and pesantren. However, this invitation was not agreed upon by all Muslim circles because there were many parties who thought that the invitation was intended only for those whose positions were not yet on the path of the teachings of the Koran and Sunnah or the hadith of the Prophet, peace be upon him. In contrast to PERSIS, which is a modern movement in the form of a social organization engaged in education and religion in Indonesia, which echoes the slogan above. Therefore, the discussion of hadith in PERSIS's view is important. In this simple article the writer tries to explore the EXACT view of the concept of hadith or sunnah, its position, the authenticity of hadith as a source of Islamic law, and its application in exploring the law of a problem or case. The EXACT view of the hadith in the author's observations can be seen from the things determined by the Council of Hisbah as well as those stated by A. Hasan regarding the hadith. From the author's investigation that in general there is nothing really new, let alone considered deviating from the general provisions agreed upon by the number of hadith scholars from the definition, the position of hadith in tasyri and its relationship with the Koran, the classification of hadith to the method of mengistinbath. law with hadith evidence, therefore the writer sees that PERSIS's assumption is very rigid in seeing a problem, especially if it is related to religion is not correct. Because in reality it is not as stiff as expected.


Abstrak


 Munculnya pembaharuan sebagai dampak modernisme dengan slogannya “kembali kepada Al-Quran dan sunnah†menandai munculnya perhatian yang cukup besar terhadap hadis, yang ditandai oleh adanya kitab-kitab hadis yang dijadikan bahan ajar kurikulum di surau, madrasah, dan pesantren. Namun ajakan tersebut tidaklah disepakati oleh semua kalangan umat Islam karena ada banyak  pihak yang menganggap ajakan tersebut lebih diperuntukkan hanya bagi yang posisinya memang belum berada pada jalur ajaran Al-Quran dan Sunah atau hadis Nabi, saw. Berbeda dengan PERSIS, yang merupakan salah satu gerakan modern yang berupa organisasi sosial yang bergerak pada bidang pendidikan dan keagamaan di Indonesia yang menggaungkan slogan di atas. Oleh karenanya pembahasan hadis dalam pandangan PERSIS menjadi penting. Dalam tulisan yang sederhana ini penulis mencoba menggali pandangan PERSIS terhadap konsep hadis atau sunah, kedudukannya, kehujjahan hadis sebagai sumber hukum Islam, dan penerepannya dalam menggali hukum suatu masalah atau kasus. Pandangan PERSIS terhadap hadis dalam pengamatan penulis dapat dilihat dari apa-apa yang ditetapkan oleh Dewan Hisbah maupun yang dikemukakan oleh A. Hasan terhadap hadis. Dari penelusuran penulis bahwa secara umum tidak terdapat hal yang benar-benar baru apalagi dianggap menyimpang dari ketentuan-ketentuan umum yang telah disepakati oleh jumhur ulama hadis dari mulai definisi, kedudukan hadis dalam tasyri dan hubungannya dengan Al-Quran, klasifikasi hadis sampai pada cara mengistinbath hukum dengan hujjah hadis, karenanya penulis melihat bahwa anggapan PERSIS sangat kaku dalam melihat suatu persoalan apalagi kaitannya dengan agama adalah tidak tepat. Karena pada kenyataanya tidaklah sekaku yang diperkirakan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

,Bukhari Imam, Shahih Bukhari, Juz iv,Bairut: Dar al-Fikr, 1987

Busyairi Kusmin Metode Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: P3M IAIN Sunan Kalijaga, 1992

Danarto Agung, Kajian Hadis di Indonesia Tahun 1900-1945, Yogyakarta: Proyek PTAIN Sunan Kalijaga,1999

Federspield Howard M., Persatuan Islam : Pembaharuan Islam Indonesia Abad XX, Trj: Yudian W, Asmin dan Afandi Muhtar, Yogyakarta: Universiti Press, 1996

Hasan Ahmad, Soal-Jawab Tentang Berbagai Masalah Agama, Bandung: CV Diponegoro,1968

Hawasy Siti Shobriyah, ”Metode Pemahaman Hadis Dewan Hisbah”, Skripsi UPT UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000

Luth Thohir, M. Natsir: Dakwah dan Pemikirannya, Jakarta: Gema Insani Press, 1999

Mubarok Jaih, Metodologi Ijtihad Hukum Islam, Yogyakarta: UII Press, 2002

Nazir Muhammad, Metode Penelitian Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985

Noer Daliar, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta: LP3ES, 1982

Pusat Pimpinan Persatuan Islam, Qanun Asasi, dan Qanun Dakhili PERSIS, Bandung: PP. PERSIS , 1991

Rosyada Dede, Metode Kajian Hukum: Dewan Hisbah PERSIS, Jakarta: Logos,1999

Singarimbun Masri & Sofian Efendi Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, 1989

Surakhmad Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar: Metode Teknik, Bandung: Tarsito, 1994

Tim Enslikopedi Islam, Enslikopedi Islam, jilid 2, Jakarta:PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002

Tim Enslikopedi Islam, Enslikopedi Islam, jilid 5, Jakarta:PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005

Usman Husaini dan P. Setia Akbar, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 1996
Published
2021-02-28
How to Cite
MABRUR, Hajjin. Hadits dalam presfektif Ormas Persis. Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam, [S.l.], v. 6, n. 1, p. 34-49, feb. 2021. ISSN 2503-0973. Available at: <https://jurnal.uibbc.ac.id/index.php/misykah/article/view/306>. Date accessed: 07 jan. 2025.